1.Pengertian Stress
Kata stress berasal dari bahasa latin yakni Stingere yang
mengalami modifikasi berkelanjutan dari straise, strest, stresce dan kemudian
stress. Di abad ke-17, kata stress diartikan sebagai sebuah kesukaran,
kesusahan, kesulitan dan atau penderitaan. Akan tetapi, menariknya pada abad
ke-18 kata stress beralih pada pemaknaan yang menunjukkan kekuatan, tekanan,
ketegangan, ataukah usaha yang berpusat pada suatu benda dan juga (kekuatan
mental) manusia.
Arti penting stress:
Pendapat Selye tersebut
merangkum pendapat lain yang mengatakan bahwa stress pada hakekatnya merupakan
stimulus dimana setiap peristiwa atau kejadian dalam kehidupan menimbulkan
respon yang lebih berpotensi menekan emosional yang berujung pada menurunnya kesehatan
tubuh.
2. Faktor-faktor
individual & sosial penyebab stres :
Faktor pribadi
Stres
juga dapat dihasilkan sendiri. Internal penyebab stres mencakup sikap pesimis,
harga diri yang rendah, kemarahan yang berlebihan atau tersembunyi, kurangnya
ketegasan, harapan yang tidak realistis dari orang lain dan Self-kritik.
Faktor-faktor
pribadi terdiri dari masalah keluarga,masalah ekonomi pribadi, sertakepribadian
dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei nasional secara
konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan
pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan
kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah
hubungan yang menciptakan stres.
Masalah ekonomi karena
pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain
yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.
Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala
stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan
varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal
ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki
kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif
dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang
secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya,
gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal
dari kepribadianorang itu.
Menurut Hans Selya
membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan,
a. Eustress adalah
respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan
menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya
lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress
merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi
diatasi
c. Optimal
stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan distres,
merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi
masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan
produktivitas kerja dan berani bersaing.
Faktor lingkungan
Selain memengaruhi
desain struktur sebuah organisasi ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi
tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis
menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan
terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk
Sebuah lingkungan yang
tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak nyaman dapat
menghasilkan situasi stres (respon penerbangan) hormon dan bahan kimia tetap
dirilis di aliran darah untuk jangka waktu yang panjang. Ini hasil dalam gejala
stres fisik terkait seperti otot tegang, kecemasan tidak fokus, pusing dan
tingkat peningkatan nadi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang dilanda
perang, stres mungkin tak henti-hentinya.
Hubungan menuntut
kesehatan mental. Masalah dengan teman dan anggota keluarga adalah penyebab
stres yang valid. Perselisihan perkawinan, hubungan disfungsional, remaja
pemberontak, atau merawat anggota keluarga yang sakit kronis-atau anak dengan
kebutuhan khusus memaksa pikiran dan tubuh berada di hampir konstan
alarm-negara dalam persiapan untuk melawan atau melarikan diri. Hal ini juga
dapat meningkatkan risiko penyakit psikosomatis akut dan kronis dan melemahkan
sistem kekebalan tubuh manusia.
Tekanan di tempat kerja
Dalam karir-didorong kerja masyarakat kita dapat menjadi sumber stres. Stres
kerja disebabkan oleh hal-hal seperti ketidakpuasan kerja, cukup membayar,
politik kantor, tenggat waktu pertemuan, dan konflik dengan rekan kerja.
Faktor-faktor ini dapat memicu kondisi stres.
Situasi sosial dapat
menyebabkan stres. Kemiskinan, tekanan keuangan, ras dan diskriminasi seksual
atau pelecehan, isolasi, dan kurangnya dukungan sosial yang merugikan semua
perasaan diinduksi dan kecemasan.
Efek – efek stress
menurut hans selye :
Menurut Hans Selye,
ahli endokrinologi terkenal di awal 1930, tidak semua jenis stres yang
merugikan, dengan demikian, ia datang denganeustress dan kesusahan. Kita
semua melakukan menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan dari
ketegangan saraf yang dianggap umum, dan bertindak sebagai rangsangan positif
terhadap pertumbuhan seseorang intelektual dan emosional. Selye disebut
eustress ini. Ia didefinisikan distres menjadi sesuatu yang sebaliknya dan
ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang parah yang mengganggu
kesehatan umum.
Efek fisiologis dari
stres pada tubuh meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur
masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
- Tukak
Stres dikatakan menjadi
sebuah faktor penunjang untuk produksi suatu penyakit tertentu, atau mungkin
menjadi penyebab respon perilaku negatif, seperti merokok, minum alkohol dan
penyalahgunaan narkoba yang semuanya dapat membuat kita rentan terhadap
penyakit. Hal buruk dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga
menyebabkan tubuh kita menjadi kurang tahan terhadap sejumlah masalah
kesehatan.
Pertikaian atau
permasalahan yang biasa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam
pekerjaan dan rutinitas pekerjaan.
3. Jenis-jenis/ tipe-tipe stressor psikologis (dirangkum dari folkman, 1984;
Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1 Tekanan
(pressures)
Tekanan terjadi karena
adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun
tuntutan tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk
meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah
laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self
esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa
tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2 Frustasi
. Frustasi
dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun
depresi.
Konflik
Konflik terjadi ketika
individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih
dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu
bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a Approach
– approach conflict, terjadi apabila individu harus satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang sulit menentukan
keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul
akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil.
Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
Avoidence – avoidence conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama- sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda
yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain
ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti.
Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan
waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memilki
konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Approach – avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek
yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir
merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak
tanpa rokok
Berdasarkan pengertian
stressor diatas dpat disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan sosial
yang menjadi penyebab dari kondisi stres.
Symptom Reducing Responses terhadap Stress
Symptom Reducing Responses terhadap Stress
1. pengertian
symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan
Diri
Indentifikasi adalah
suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang individu tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang
lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun
prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation /
Reaction Formation
Perilaku seseorang yang
gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut
dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya
berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena
mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan
upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
Sublimasi
Sublimasi adalah suatu
mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam
bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong
hewan.
Proyeksi
Proyeksi adalah
mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek
diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu
Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
Introyeksi
Introyeksi adalah
memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
Reaksi Konversi
Secara singkat
mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya
belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi
pucat berkeringat.
Represi
Represi adalah konflik
pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke
dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan
yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi
siang.
Supresi
Supresi yaitu menekan
konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau
memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata
"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
Denial
Denial adalah mekanisme
perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang
penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
Regresi
Regresi adalah
mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik
diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena
malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Fantasi
Fantasi adalah apabila
seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
Negativisme
Adalah perilaku
seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan
perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya
dengan bolos sekolah.
Sikap Mengritik Orang
Lain
Bentuk pertahanan diri
untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk
perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha
menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
Pendekatan Problem
Solving terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metodebiofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk
diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri
kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan
berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada
Tuhan).
Strategi Coping untuk
Mengatasi Stress
Menghilangkan stress
mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus
penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping
yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah istilah
Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping yang
digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2. Coping
yang berfokus pada emosi (problem focused coping)adalah isitlah Lazurus
untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan respon terhadad
situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penialaian
defensif.
Strategi Penanganan
stress denagn mendekat dan menghindar
1. Strategi
mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk
memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut
dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara
langsung.
2. Strategi
menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk
menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam
tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
sumber :
http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx
http://megha-blogs.blogspot.com/2013/04/a.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar