Fromm mengenai
kepribadian sehat. Kepribadian yang sehat secara akademisi di pelajari secara
mendalam pada psikologi pertumbuhan, yang didalamnya terdapat model-model kepribadia
Erich Fromm yang pernah
menuliskan “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan
keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan
sosial dan kultur begitu penting, fromm percaya bahwa perlu menganalisis
struktur masyarakat. Jadi kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak
sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau mengambat pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu
gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian
mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku
dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Akan tetapi ada salah
satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan
sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri.
Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua
kapasitas mereka.
Pengertian dasar dari teori fromm
Fromm adalah seorang
teoretikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi oleh
tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan
filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa
kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain.
Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah
situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan
orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang
irasionalitas manusia, fromm mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri
tentang kepribadian dalam suatu seri buku-buku yang sangat populer pada saat
itu. Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan
juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan
spesies manusia.
Fromm menulis “kita
adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan
masyarakat di mana kita hidup ”. karena kekuatan sosial dan kultural begitu
penting, from percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat (masa lampau
dan sekarang) dikarenakan memahami struktur anggota-anggota individu dalam
masyarakat itu. Jadi, kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya
dengan individu. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung
pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang positif.
Fromm melihat
kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa
kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan
menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Kerena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
individu jika dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah
bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak
sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam
anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap
individu. Suatu masyarakat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta
satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus
tenaga pikiran dan objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa
kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk
kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk
kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya
kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan
individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut fromm, kita
adalah makhluk yang unik dan penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang
sederhana, kita tidak bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak
seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada mekanisme-mekanisme
instinktif. Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting antara manusia dengan
binatang adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan
khayal.
Kepribadian yang sehat
menurut Fromm
Fromm memberikan suatu
gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai
seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau
pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan
kepribadian yang sehat: orientasi produktif , yakni suatu
konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang
mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang
sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata
“orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi
pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual,
emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan
dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan
Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang
produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah
suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan
Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Ciri-ciri kepribadian
yang sehat
Sebagai organisme yang
hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua
organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini,
kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan
binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi
kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam
mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak
memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu
sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan
tersebut; perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini
terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis
secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan
dengan cara irasional.
Fromm mengemukakan lima
kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. hubungan
manusia menyadari
hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita
mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai
akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita
harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan
ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan
untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk
kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa,
merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan
kebutuhan ini.
Dalam sistem fromm,
orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat
mengamatinya hanya menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam
diri mereka dan kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi
tradisional tentang penyakit jiwa.
2. trasendensi
trasendensi berhubungan
erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi
atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat
kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3. berakar
hakikat dari kondisi
manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah
membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk
yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm mengemukakan
suatu cinta yang berfokus pada negaranya sendiri mengeluarkan cinta untuk
negara orang lain dan ini merupakan suatu bentuk pemujaan berhala, bukan atas
nama cinta.
4. perasaan
identitas
manusia juga
membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa.
Cara yang sehat untuk
memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu
perasaan tertentu tentang identitas diri.
Orang-orang yang
mengalami individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti
lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk
oleh orang-orang lain.
5. kerangka
orientasi
bersambung dengan
pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of
reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua
gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang
dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal untuk
kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung
dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk
menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Schultz, D. 1991.
Psikologi Pertumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.
Hall S, C .,&
Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar