1. Misalkan A dan B himpunan.• Relasi biner f dari A ke B
merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat
satu elemen di dalam B.• Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f:A B
yang artinya f memetakan A ke B.• A disebut daerah asal (domain) dari f dan B
disebut daerah hasil (codomain) dari f.• Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan
atau transformasi.
2. • Kita menuliskan f(a) = b jika elemen a di dalam A
dihubungkan dengan A B elemen b di dalam B. f• Jika f(a) = b, maka b dinamakan
a b bayangan (image) dari a dan a dinamakan pra-bayangan (pre- image) dari b.•
Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut jelajah (range) dari f.
Perhatikan bahwa jelajah dari f adalah himpunan bagian (mungkin proper subset)
dari B.
3. Fungsi dapat dispesifikasikan dalam berbagai
bentuk,diantaranya: • Himpunan pasangan terurut. Seperti pada relasi. • Formula
pengisian nilai (assignment). Contoh: f(x) = 2x + 10, f(x) = x2 dan f(x) = 1/x.
• Kata-kata Contoh: “f adalah fungsi yang memetakan jumlah bit 1 di dalam suatu
string biner”.
4. • Kode program (source code)Contoh:Fungsi menghitung |x|
function abs(x:integer):integer; begin if x < 0 then abs:=-x else abs:=x;
end;
5. • Relasi f = {(1, u), (2, v), (3, w)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w} adalah fungsi dari A ke B.• f(1) = u, f(2) = v, dan f(3) = w.•
Daerah asal dari f adalah A dan daerah hasil adalah B.• Jelajah (kodomain) dari
f adalah {u, v, w}, yang dalam hal ini sama dengan himpunan B.
6. • Relasi f = {(1, u), (2, u), (3, v)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w} adalah fungsi dari A ke B, meskipun u merupakan bayangan dari
dua elemen A.• Daerah asal fungsi adalah A, daerah hasilnya adalah B, dan
jelajah fungsi adalah {u, v}.
7. • Relasi f = {(1, u), (2, v), (3, w)} dari A = {1, 2, 3,
4} ke B = {u, v, w} bukan fungsi• Karena tidak semua elemen A dipetakan ke B
atau ada elemn A yang tidak dipetakan ke B• Relasi f = {(1, u), (1, v), (2, v),
(3, w)} dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi,• Karena 1 dipetakan
ke dua buah elemen B, yaitu u dan v.
8. Fungsi f dikatakan satu- A Bke-satu (one-to-one) a 1atau
injektif (injective) b 2 3 cjika tidak ada dua d 4elemen himpunan A 5yang
memiliki bayangansama.
9. • Relasi f = {(1, w), (2, u), (3, v)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu• Relasi f = {(1, u), (2, u), (3,
v)} dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi satu-ke-satu, karena f(1)
= f(2) = u.
10. • Misalkan f : Z Z. Tentukan apakah f(x) = x2+1 dan f(x)
= x – 1 merupakan fungsi satu-ke-satu?Penyelesaian:• (i) f(x) = x2 + 1 bukan
fungsi satu-ke-satu, karena untuk dua x yang bernilai mutlak sama tetapi
tandanya berbeda nilai fungsinya sama, misalnya f(2) = f(-2) = 5 padahal –2 2.•
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a b, a – 1 b – 1.
Misalnya untuk x = 2, f(2) = 1 dan untuk x = -2, f(-2) = -3.
11. • Fungsi f dikatakan dipetakan pada A B (onto) atau
surjektif (surjective) a 1 jika setiap elemen himpunan B b 2 merupakan bayangan
dari satu c 3 atau lebih elemen himpunan A. d• Dengan kata lain seluruh elemen
B merupakan jelajah dari f. Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
12. • Relasi f = {(1, u), (2, u), (3, v)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w} bukan fungsi pada (onto) karena w tidak termasuk jelajah dari
f.• Relasi f = {(1, w), (2, u), (3, v)} dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}
merupakan fungsi pada (onto) karena semua anggota B merupakan jelajah dari f.
13. • Misalkan f : Z Z. Tentukan apakah f(x) = x2 + 1 dan
f(x) = x – 1 merupakan fungsi pada (onto)?Penyelesaian:• f(x) = x2 + 1 bukan
fungsi pada, karena tidak semua nilai bilangan bulat merupakan jelajah dari f.•
f(x) = x – 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan bulat y, selalu
ada nilai x yang memenuhi, yaitu y = x – 1 akan dipenuhi untuk x = y + 1.
14. • Fungsi satu ke satu A B bukan surjektif (onto) a 1 2 b
3 c 4 A B• Fungsi surjektif (onto) a b 1 bukan satu ke satu c 2 3 dc
15. • Bukan fungsi satu ke A B satu maupun onto a 1 2 b c 3
dc 4 A B• Bukan fungsi a b 1 2 c 3 dc 4
16. • Fungsi f dikatakan berkoresponden satu- ke-satu atau
bijeksi (bijection)• Jika f fungsi satu-ke-satu (one to one) dan juga fungsi
pada (onto).
17. • Relasi f = {(1, u), (2, w), (3, v)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke- satu, karena f
adalah fungsi satu-ke-satu maupun fungsi pada.• Fungsi f(x) = x – 1 merupakan
fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-ke-satu
maupun fungsi pada.
18. • Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke- satu dari
A ke B, maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari f.• Balikan fungsi
dilambangkan dengan f –1. Misalkan a adalah anggota himpunan A dan b adalah
anggota himpunan B, maka f -1 (b) = a jika f(a) = b.
19. • Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering
dinamakan juga fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena kita dapat
mendefinisikan fungsi balikannya.• Sebuah fungsi dikatakan not invertible
(tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu,
karena fungsi balikannya tidak ada.
20. • Relasi f = {(1, u), (2, w), (3, v)} dari A = {1, 2, 3}
ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu. Balikan fungsi
f adalah f -1 = {(u, 1), (w, 2), (v, 3)}• Jadi, f adalah fungsi invertible.
21. Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1!Penyelesaian:•
Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, jadi
balikan fungsi tersebut ada.• Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y
+ 1. Jadi, balikan fungsi balikannya adalah f -1 (x) = y +1.
22. Tentukan balikan fungsi f(x) = x2 + 1.Penyelesaian:•
Dari Contoh sebelumnya kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) = x2 + 1 bukan fungsi
yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga fungsi balikannya tidak ada.• Jadi,
f(x) = x2 + 1 adalah fungsi yang not invertible.
23. • Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan
B• f adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan C.• Komposisi f dan g,
dinotasikan dengan f g, adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh : (f
g)(a) = f(g(a))
24. • Diberikan fungsi g = {(1, u), (2, u), (3, v)} yang
memetakan A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w},• fungsi f = {(u, y), (v, x), (w, z)}
yang memetakan B = {u, v, w} ke C = {x, y, z}.• Fungsi komposisi dari A ke C
adalah f g = {(1, y), (2, y), (3, x) }
25. • Diberikan fungsi f(x) = x – 1 dan g(x) = x2 + 1.
Tentukan f g dan g f !• Penyelesaian:vf
g)(x) = f(g(x)) = f(x2 + 1) = x2 + 1 – 1 = x2v
(g f)(x) = g(f(x)) = g(x – 1) = (x –1)2 + 1 = x2 - 2x + 2.
26. 1. Fungsi Floor dan Ceiling Misalkan x adalah bilangan
riil, berarti x berada di antara dua bilangan bulat.• Fungsi floor dari x: x
menyatakan nilai bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x•
Fungsi ceiling dari x: x menyatakan bilangan bulat terkecil yang lebih besar
atau sama dengan x
27. Beberapa contoh fungsi floor dan ceiling 3.5 = 3 3.5 = 4
0.5 = 0 0.5 = 1 4.8 = 4 4.8 = 5 – 0.5 = – 1 – 0.5 = 0 –3.5 = – 4 –3.5 = – 3
28. 2. Fungsi modulo Misalkan a adalah sembarang bilangan
bulat dan m adalah bilangan bulat positif.• a mod m memberikan sisa pembagian
bilangan bulat bila a dibagi dengan m• a mod m = r sedemikian sehingga a = mq +
r, dengan 0 r < m.
29. • Beberapa contoh fungsi modulo 25 mod 7 = 4 16 mod 4 =
0 36mod 5 = 1 0 mod 5 = 5 –25 mod 7 = 3 (sebab –25 = 7 (–4) + 3 )
30. 3. Fungsi Faktorial 1 ,n 0 n! 1 2 L. (n 1) n , n 04. Fungsi
Eksponensial 1 ,n 0 an 1
4 L4a
a 4243 , n 0 a n Untuk kasus
perpangkatan negatif, n 1 a an
31. 5. Fungsi Logaritmik Fungsi logaritmik berbentuk a y y
log x x a
32. 6. Fungsi Rekursif Fungsi f dikatakan fungsi rekursif
jika definisi fungsinya mengacu pada dirinya sendiri. Contoh: n! = 1 2 … (n –
1) n = (n – 1)! n. 1 ,n 0 n! n (n 1)! , n 0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar