Sabtu, 28 Maret 2015

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT ABRAHAM MASLOW

Menurut Maslow, ada beberapa point yang dijabarkan tentang pendekatan Maslow terhadap kepribadian. Dia percaya bahwa menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat sehat. Berikut ini dijelaskan konsep menurut Abraham Maslow kesehatan mental yang meliputi :
1.      Hierarki kebutuhan manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
1.      Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2.      Kebutuhan Akan Rasa Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
3.      Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.
4.      Kebutuhan Akan Penghargaan. Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.
5.      Aktualisasi diri. Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.

2.      Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Seperti yang disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.
Menurut Maslow, syara untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen tertentu.

3.      Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
4.      Ciri-ciri “actualized people”
Ciri dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri (pribadi-pribadi yang sehat)  mereka adalah sebagai berikut :

1.      Mengamati Realitas Secara Efisien
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif diasalah”.
2.      Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan dan mereka tidak terlampau banyak memikirkannya. Karena orang-orang sehat ini mampu menerima kodrat mereka didunia, maka mereka tidak harus merubah ataupun memalsukan diri mereka, mereka juga tidak bermuka dua untuk menutupi kelemahan mereka walaupun orang-orang yang sehat juga banyak memiliki kelemahan dan keburukan.
3.      Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Orang yang bisa mengaktualisasi diri, bertingkah laku dengan terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka tetapi bisa menunjukkannya dengan jujur, dan bertingkah laku sesuai realitas, tidak ada yang ditutupi dan terbuka apa adanya serta berlaku sewajarnya.
4.      Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow melibatkan diri pada pekerjaan. Orang-orang ini memiliki suatu perasaan terhadap pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggungannya untuk mengabdikan energi mereka untuk pekerjaannya.
5.      Kebutuhan akan Privasi dan Indepedensi
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri juga memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian, artinya mereka juga membutuhkan keadaan dimana mereka ingin merasa sendiri dan tertutup. Walaupun mereka tidak menjauhkan diri dengan orang lain, mereka juga terkadang tidak membutuhkan orang lain, mereka ingin mengarahkan diri mereka kepada diri mereka sendiri, yang berarti juga mereka memiliki kebutuhan untuk mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka inginkan, mencapai sesuatu sesuai kemauan mereka, dan melakukan dorongan dengan cara mereka sendiri.
6.      Apresiasi yang Senantiasa Segar
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri senantiasa mengahargai apresiasi-apresiasi, pengalaman-pengalaman tertentu. Biarpun pengalaman-pengalaman seringkali terulang, dengan suatu kenikmatan dan perasaan yang segar, maka apresiasi yang didapat terasa menyenangkan.
7.      Pengalaman-pengalaman Mistik
Maslow menunjukkan bahwa tidak semua pengalaman ini terjadi dengan sangat kuat, ada juga pengalaman-pengalaman yang ringan. Dan yang ringan ini terkadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi pada individu yang lebih sehat memiliki pengalaman mistik lebih sering daripada orang biasa, bahkan mungkin bisa terjadi setiap hari.
8.      Minat sosial
Individu yang sehat memiliki rasa empati yang dalam terhadap hubungan sosialnya, juga keinginan untuk membantu kemanusiaan. Mereka (individu yang mengaktualisasikan diri) menyadari bahwa mereka berfungsi pada tingkat sosial yang lebih tinggi dan mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal-hal dengan lebih baik, melihat dan memahami hal-hal dengan lebih jelas.
9.      Hubungan Antarpribadi
Individu yang mengaktualisasikan diri mampu membuat ataupun menjalin hubungan yang kuat dengan orang lain daripada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka bisa memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang sempurna terhadap individu-individu lain.
10.  Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang diharapkan individu yang mengaktualisasikan diri. Mereka asli, inventif, dan inovatif meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya tertentu. Maslow menyamakan kreativitas ini dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka dan langsung melihat kepada hal-hal tersebut.

Referensi : schultz, duane “psikologi pertumbuhan”, model-model kepribadian sehat, 1991.


Minggu, 22 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers

  Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka.Untuk merawat pasien-pasien ini (dia lebih suka menyebut mereka "klien-klien"),Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian terhadap klien,bukan pada ahli terapi (seperti pada pendekatan Freud).Karena itu di sebut "terapi yang berpusat pada klien" (client-centered therapy).Jelas, metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak,seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training),penyapihan yang lebih cepat atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya.Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol.Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau.Rogers tetap berfokus pada apa yang terjadi dengan kita sekarang,bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

* Perkembangan Diri.
   Berkenaan dengan pembangunan, ia menggambarkan prinsip daripada tahap.Masalah utama adalah pengembangan konsep diri dan kemajuan dari diri dibeda-bedakan untuk sepenuhnya dibedakan.
konseptual yang terorganisasi konsisten terdiri dari persepsi karakteristik 'aku' atau 'saya' dan persepsi tentang hubungan dari 'saya' atau 'saya' kepada orang lain dan untuk berbagai aspek kehidupan, bersama dengan nilai-nilai yang melekat pada persepsi. It is a gestalt which is available to awareness though not necessarily in awareness. Ini adalah gestalt yang tersedia untuk kesadaran meskipun tidak harus dalam kesadaran.Ini adalah cairan dan gestalt berubah, sebuah proses, tapi pada saat tertentu itu adalah entitas tertentu. (Rogers, 1959)
    Dalam pengembangan konsep diri, ia melihat hal positif bersyarat dan tanpa syarat sebagai kunci. Mereka yang dibesarkan dalam lingkungan hal positif tanpa syarat memiliki kesempatan untuk sepenuhnya mengaktualisasikan diri mereka sendiri.Mereka yang dibesarkan dalam lingkungan hal positif bersyarat merasa layak hanya jika mereka sesuai dengan kondisi (apa Rogers menggambarkan sebagai kondisi layak) yang telah ditetapkan untuk mereka oleh orang lain.

*Peranan Positive regard.
  Dalam hubungannya, self dan organism menimbulkan positive regard, dimana setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,pengagungan, dan cinta dari orang lain. Positive regard terbagi menjadi 2yaitu:

a. Conditional positive regard (bersyarat)
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.

b. Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.

   Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintaikarena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifatdefensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

   Setelah self dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketikaia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belumtentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya. Setiap individu memilikireal self dan ideal self. Real self yaitu keberadaan individu yang didasarkanpada kecenderungan aktualisasi, yang mengikuti penilaian organismik, kebutuhandan penerimaan akan pertimbangan positif dan pertimbangan terhadap dirisendiri. Sedangkan ideal self adalah keadaan dimana individu dipengaruhi olehkeinginan masyarakat dan didesak hidup dengan syarat-syarat kepatuhan yangberada diluar penilaian organismik kita sendiri, serta hanya menerimapertimbangan positif kondisional dan pertimbangan terhadap diri sendiri. Namun,dalam kehidupan nyata terdapat jurang yang memisahkan antara diri riil dan diriideal yang disebut Incongruity. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakinbesar pula incongruity-nya sehingga semakin besar pula tekanan dan penderitaanyang dirasakan.

   Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalamincongruity maka pada saat itu individu berada dalam situasi terancam.Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satucara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis denganmenggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalahPengingkaran dan Distorsi perseptual.

a) Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).

b) Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.

   Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancurberkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjaditidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinyatidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadiindividu yang tidak punya arah dan pasif.

*Orang Yang Berfungsi  Sepenuhnya.
  Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan tidak melakukan riset jangka panjang. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, dan secara keseluruhan semakin mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri (be myself) dan mengembangkan sifat serta potensi-potensi psikologis individu yang unik. Aktualisasi diri akan terbantu atau terhalang oleh pengalaman dan belajar khususnya dalam masa kanak- kanak.Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang.Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkah laku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan(maintenance) dan peningkatan diri (enhancement). Saat mencapai usia tertentu(adolensi) individu akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologiske psikologis.

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman

    Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsi baru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulit juga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adalah membedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan

2. Kehidupan Eksistensial

     Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.

3. Keyakinan organismik

    Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan individu dengan kecenderungan aktuaalisasi.

4. Kebebasan eksistensialis

 Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas

Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri-ciribertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembangsebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.


http://www.belajarkonseling.com/berita-143-teori-self-rogers.html

Sabtu, 14 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat

1. Aliran Humanistik

Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan  besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. 

                Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.

               Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Menurut Aliran humanistic kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat di dalam dirinya sendiri.

        Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
       1.   Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
       2.   Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
       3.   Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
       4.   Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).

2. Allport
 Kepribadian menurut Allpot sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang lain. Orang yang sehat secara psikologis kebanyakkan termotivasi oleh proses yang disadari. mempunyai perluasan atas rasa tentang diri. berhubungan dengan kasih sayang dengan orang lain. menerima diri mereka apa adanya. mempuyai persepsi realistis mengenai dunia. serta memiliki wawasan,humor dan filosofi kehidupan yang menyeluruh. Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.

DAFTAR PUSTAKA :
             Schultz, Duane. (1991).Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta : Kanisius
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.

http://sihriel.blogspot.com/2012/03/apa-itu-konsep-sehat-dan-dimensi-sehat.html
sumber: -Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan  Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.

Jumat, 06 Maret 2015

Pengantar Kesehatan Mental


                   A.    ORIENTASI KESEHATAN MENTAL

Saparinah Sadli mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental yaitu orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri dan orientasi pengembangan potensi.

1.      
                   B.     KONSEP SEHAT

               Konsep sehat adalah manusia atau mahluk hidup yang di lahirkan dengan tubuh normal sempurna, sehat secara fisik, sehat secara mental dan sehat secara rohaninya. Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat menguasai kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan

                Pribadi normal dengan mental yang sehat akan bertingkah laku adekuat dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Pribadi normal dengan mental yang sehat selalu memperlihatkan reaksi-reaksi personal yang tepat terhadap stimulasi eksternal (manusia makhluk sosial)

                 Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah orang yang sehat, dan sebagainya. Faktor subyektifitas dan cultural dapat juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
             
                 Sebagai satu acuan untuk memahami konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

          Normalitas dan kesehatan mental ditandai dengan :
1.      Integrasi kejiwaan
2.      Kesesuaian antara tingkah laku sendiri dengan tingkah laku sosial. 
3.      Adanya kesanggupan melaksanakan tugas-tugas hidup dan tanggung jawab sosial. 
4.      Efesiensi dalam menanggapi realitas hidup

Ada beberapa Dimensi sehat dalam konsep sehat pada kesehatan mental, yaitu :
1. Fisik
Mengarah pada sehat secara fisik atau jasmani. Tubuh yang tidak ada
kekurangannya sama sekali atau tidak cacat.

2. Emosi
•Orang yang mampu membuat dan mengambil keputusannya dengan bijak.
•Mandiri belajar untuk melakukan segala sesuatu sendiri tanpa mengharapkan
bantuan dari orang lain.
•Mampu mengontrol emosinya sendiri dan bersifat dewasa
•Disiplin

3. Sosial
•Menjalani hidup dengan bersosialisasi
•Saling menghormati orang lain, mengasihi satu sama yang lain
•Mempunyai hati tenggang rasa sesama manusia
•Menghargai perbedaan baik agama, adat istiadat, bangsa dan Negara.

4. Spiritual
Sehat secara rohani. Sehat secara rohani adalah yang mempunyai fikiran yang
sehat, jernih dan baik. Bukan yang memikirkan hal-hal yang tidak layak untuk di
fikirkan dan di contoh. Jadi hati yang baik akan memancarkan jiwa yang sehat.

5. Intelektual
Yang terdiri dari:
•Denial
•Projection
•Fantasi
•Kompensasi dan
•Pengetahuan



                     C.     SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

1.      Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.

2.      Zaman peradaban awal
           * Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental) 
           * Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental) 
           * Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)

3.      Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.

      4.  Era Pra Ilmiah

                * Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.

* Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

5.      Era Modern

Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.

Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.

Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.

Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.

Bebarapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi :
      *  Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan. 
     * Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya. 
        *  Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental. 
    * Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.

Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.


D.    PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL           



        Orientasi Klasik

        Orientasi klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini, orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.

2.      Orientasi Penyesuaian diri

               Orientasi penyesuaian diri menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatakan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
3.     
          Orientasi Pengembangan Potensi

Orientasi pengembangan potensi menurutnya adalah “seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri”. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat.


Daftar Pustaka

           Schultz, Duane. (1991).Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta : Kanisius
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Rochman, Kholil Lur.(2010).Kesehatan Mental.Yogyakarta : Fajar Media Press.

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

1. Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
1.     suatu metoda penelitian dari pikiran.
2.     suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3.     suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.


2. Aliran Behavioristik
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.