Penyesuaian
Diri dalam Pekerjaan
• Definisi
Penyesuaian
berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan
memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi
yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
Hurlock
(dalam Gunarsa, 2003) memberikan perumusan tentang penyesuaian diri secara
lebih umum, yaitu bilamana seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap orang
lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia memperlihatkan sikap
serta tingkah laku yang menyenangkan berarti ia diterima oleh kelompok atau
lingkungannya. Dengan perkataan lain, orang itu mampu menyesuaikan sendiri
dengan baik terhadap lingkungannya
Kartono
(2000), penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri
sendiri dan pada lingkungannya à permusuhan, kemarahan, depresi, dan
emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien
bisa dikikis.
Ali
dan Asrori (2005) penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses
yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu
agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan,
frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan
tempat individu berada.
Scheneiders
menjelaskan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon
mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan
mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan
hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan
lingkungan dimana dia hidup.
• Proses
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan
seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang
tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal.
Penyesuaian
diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus
menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
sehat.
• Karakteristik
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri secara positif
Mereka
yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut :
- Tidak
menunjukan adanya ketagangan emosional
- Tidak
menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
- Tidak
menunjukan adanya frustasi pribadi
- Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri
- Mampu
dalam belajar
- Menghargai
pengalaman
- Bersikap
realistik dan objektif.
- Penyesuaian
Diri Secara Positif
Dalam
melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam
berbagai bentuk, antara lain :
• Penyesuaian
dengan menghadapi masalah secara langsung
• Penyesuaian
dengan melakukan eksplorasi
• Penyesuian
dengan trial and error atau coba-coba
• Penyesuian
dengan substitusi
• Penyesuaian
diri dengan menggali kemampuan pribadi
• Penyesuaian
dengan belajar
• Penyesuaian
dengan inhibisi dan kontrol diri
• Penyesuaian
dengan perencanaan yang cermat.
Penyesuaian
Diri yang Salah
Bentuk
reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu :
a. Reaksi Bertahan
• Rasionalisme,
yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
• Repressi,
yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam
tak sadar.
• Proyeksi,
yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
b. Reaksi Menyerang
• Selalu
membenarkan diri sendiri
• Mau
berkuasa dalam setiap situasi
• Mau
memiliki
c.
Reaksi Melarikan diri : minuman keras, obat-obatan, bunuh diri, tidur,
berfantasi.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
• Kondisi-kondisi
fisik (keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf kelenjar, sistem otot,
kesehatan, penyakit dan sebagainya).
• Perkembangan
dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan emosional.
• Penentu
psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajar, pengkondisian, penentuan
diri (self – determination), frustasi dan konflik.
• Kondisi
lingkungan khususnya kelurga dan sekolah.
• Penentu
cultural/ budaya, termasuk agama.
Kondisi
Fisik/ Jasmaniah
• Kondisi
jasmaniah merupakan kondisi primer yang penting bagi proses penyesuaian diri
(sistem saraf, kelenjar otot)
• Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan dalam sistem syaraf, kelenjar
dan otot menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku dan
kepribadian.
• Kondisi
sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian
diri yang baik.
• Kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Penyakit jasmaniah yang diderita oleh
seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang
kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, perasaan
rendah diri, ketergantungan, perasaan ingin dikasihani dan sebagainya.
Perkembangan,
Kematangan dan Penyesuaian Diri
• Sesuai
dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda – beda
antara individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga pencapaian pola – pola
penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual.
• Pola
penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan yang dicapainya. Kondisi – kondisi perkembangan mempengaruhi setiap
aspek kepribadian seperti emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual.
Penentu
Psikologis Terhadap Penyesuaian Diri
Pengalaman
• Tidak
semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman yang
menyenangkan akan menimbulkan penyesuaian diri yang baik dan sebaliknya.
Belajar
• Proses
belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri,
karena melalui belajar ini akan berkembang pola – pola respon yang akan
membentuk kepribadian. Sebagaian besar respon dan ciri kepribadian lebih banyak
yang diperoleh dari proses belajar daripada yang diperoleh secara diwariskan. Proses
belajar ini akan berlangsung sepanjang hayat.
• Penentu
Psikologis Terhadap Penyesuaian Diri 2
Determinasi
diri
• Dalam
proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor – faktor terebut
diatas, orang itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang
mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi. Faktor – faktor itulah
yang disebut determinasi diri.
• Determinasi
diri mempunyai peranan penting dalam proses penyesuaian diri karena mempuyai
peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Ada beberapa orang
dewasa yang mengalami pengalaman penolakan ketika masa kanak – kanak, tetapi
mereka dapat menghindarka diri dari pengaruh negatif karena dapat menentukan
sikap atau arah dirinya sendiri.
Konflik
dan Penyesuaian
• Tanpa
memperhatikan tipe – tipe konflik, mekanisme konflik secara essensial sama
yaitu pertentangan antara motif – motif.
• Konflik
dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan.
Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris
waktu luang dikenal dengan sebutan leisure.Kataleisure sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berartidiizinkan (To be
Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain darileisure adalah loisir yang
berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktuluang (Free Time), George
Torkildsen.
Menurut Soetarlinah
Sukadji yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:
a. Dilihat
dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan
untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup.
b. Dari
segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan
pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
c. Dari
sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana
mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang
mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai
kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan
menghindari sesuatu.[1]
Jadi dapat disimpulkan
bahwawaktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya
danwaktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga
dapatdimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup
yangefektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam
kegiatanyang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik
untukberistirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan ataumengembangkan
keterampilannya secara objektif.[2]
B. Manfaat
Mengisi Waktu Luang
Orang yang menggunakan
waktu secara efisien akan memperoleh banyak keuntungan, misalnya mereka dapat
menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, sehingga ada waktu untuk memulihkan
kebugaran fisik dan mental, rekreasi, dan interaksi sosial. Manfaat mengisi
waktu luang yaitu menurut Soetarlinah Sukadji yaitu:
a. Bisa meningkatkan kesejahteraan
jasmani.
b. Meningkatkan kesegaran
mental dan emosional.
c. Membuat kita mengenali
kemampuan diri sendiri.
d. Mendukung konsep diri
serta harga diri.
e. Sarana belajar dan
pengembangan kemampuan.
f. Pelampiasan ekspresi
dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual,
spiritual, maupun
estetika.
g. Melakukan penghayatan
terhadap apa yang anda sukai tanpa tidak mempedulikan segi materi.[3]
C. Kegiatan
Waktu Luang
Berdasarkan definisi
teori waktu luang yaitu waktu luang sebagai aktivitas yaitu waktu yang
berisikan berbagai macam kegiatan baik untuk beristirahat, menghibur diri
sendiri, menambah pengetahuan serta menggunakan keterampilan secara objektif untuk
meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat setelah melepaskan diri dari
segala pekerjaan rutinnya, keluarga dan lingkungan sosial dan waktu luang
sebagai relaksasi, hiburan, dan pengembangan diri.[4]
Jenis bimbingan ini
bertujuan untuk membantu siswa dalam mengisi waktu langnya dengan
kegiatan-kegiatan yang produktif. Karena biasanya dalam keadaan ‘nganggur’ anak
akn berpikir hal-hal negatif. Karena itu, sebaiknya waktu senggang tersebut di
isi dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya berternak, berkemah, dan
sebagainya.[5]
Beberapa kegiatan mengisi
waktu luang diantaranya:
a. Relaxation
Activity (Kegiatan Relaksasi)
Menurut Soetarlinah
Sukadji (Triatmoko, 2007) kegiatan relaksasi diantaranya kegiatan relaksasi
aktif misalnya: membetulkan alat rumah tangga atau berbenah rumah, memperbaiki
sepeda motor.
b. Entertainment Activity
(Kegiatan Hiburan)
Fine, Mortimer, &
Robert, menyebutkan bahwa kegiatan hiburan atau rekreasi dapat mempromosikan
penguasaan keterampilan, seperti olahraga partisipasi, hobi, dan kesenian atau
mungkin lebih murni rekreasi seperti bermain video game, melamun atau nongkrong
dengan teman-teman.
c. Personal Development
Activity (Kegiatan Pengembangan Diri)
Pengembangan diri
termasuk kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan identitas, mengembangkan
bakat dan potensi, membangun modal manusia, dan memfasilitasi kerja,
meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi pada realisasi mimpi dan aspirasi
serta rohani pengembangan.[6]
Bimbingan ini diberikan
kepada individu-individu dalam hal bagaimana dalam menggunakan waktu
senggangnya, sehingga dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat/produktif, misalnya:
1. Membantu
siswa bagaimana merencanakan penggunaan waktu senggangnya
2. Membantu
siswa bagaimana dalam menggunakan waktu libur secara efisien dan efektif.
3. Membantu
siswa dalam mengisi waktu-waktu kosong pada hari/jam sekolah.[7]
D. Permasalahan
Pemanfaatan Waktu Luang
Permasalahan yang biasa
ditemukan dalam pemanfaatan waktu luang ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya:
a. Remaja cenderung tidak
menyukai pemanfaatan wakru luang dengansesuatu yang menurutnya menuntut
pemikiran dan beban target. Strategi yang bisa diambil oleh orang tua atau guru
adalah dengan memberikan kegiatan yang diminati oleh anak tersebut.
b. Waktu luang dianggap
remaja sebagai waktu untuk melakukan apapun yang disenanginya semata.
c. Bagi orang tua waktu
luang adalah waktu yang harus dimanfaatkan untuk sesuatu yang bermanfaat dan
produktif dari sudut pandang orang tua, bukan dari sudut pandang anak.
d. Orang tua menganggap
bahwa waktu luang adalah waktu sia-sia, anak diwaktu luang dianggap tidak
memanfaatkan waktu secara maksimal. Ketika anak selonjoran ditempat tidur
dengan membaca buku komik atau novel, sedang main game, jalan-jalan atau
sekedar menonton televisi, maka cenderung kita menganggap mereka telah membuang
waktu.[8]
E. Pengelolaan
Waktu Luang
Pengelolaan waktu luang
memperhatikan beberapa hal sebagai beriktu khusunya untuk pelajar:
a. Membagi
Waktu
utama pelajar adalah
belajar baik disekolah, rumah, ataupu tempat kursus. Seorang pelajar harus
melakukan pengaturan atas waktu dan kegiatan belajar. Bagi seorang pelajar
mengatur waktu tidak berarti ia harus menghabiskan waktunya untuk belajar.
Seorang pelajar tetap membutuhkan waktu untuk bersosialisasi, bersantai, dan
sebagainya. Prinsip utama pengelolaan waktu secara efektif dalah pembagian waktu
untuk setiap kegiatan. Pada umumnya, setiap sekolah sudah menetapkan jadwal
belajarnya; kapan saatnya masuk sekolah, kapan saatnya pulang, apa jadwal
pelajaran hari per hari, jadwal kegiatan ekstrakurikuler, dan seterusnya.
b. Membuat
Jadwal
Untuk mempermudah
pengaturan kegiatan, seorang pelajar dapat menerapkan pula sistem jadwal
kegiatan di sekolah untuk mengatur jadwal kegiatan di rumah. Dengan kata lain,
jadwal kegiatan yang didapat dari sekolah kemudian ditambahkan dengan jadwal
kegiatan pribadi di rumah (di luar sekolah).
c. Menjalankan
Jadwal
Seorang siswa setelah
membuat jadwal harus menepati jadwal tersebut. Pembuatan jadwal yang baik yaitu
jadwal yang jujur, sesuai dengan kemampuan, bukan jadwal yang bagus.
d. Evaluasi
Jadwal yang dibuat
terlalu longgar dalam artian sering dapat ditepati dalam waktu yang lebih
singkat daripada target, ada baiknya jadwal dipadatkan. Dengan begitu akan
didapat jadwal kosong yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Ada kalanya
jadwal yang telah dibuat berantakan begitu saja. Pada akhirnya, sang pembuat
jadwal stress karena kegagalannya menepati jadwal dan tumpukan pekerjaan yang
terus menggunung. Jika hal ini yang terjadi, coba dilihat dahulu, apa yang
menyebabkan kegagalan tersebut.
e. Penggunaan
Alat Bantu
Pengaturan waktu dapat
dipermudah pelaksanaanya dengan digunakannya alat bantu. Alat yang paling
sederhana adalah agenda. Agenda berfungsi sebagai tempat mencatat jadwal dan
daftar kegiatan. Dengan adanya agenda, seseorang dapat memeriksa dulu jadwalnya
sebelum membuat janji baru. Hal ini berguna untuk menghindari bentroknya
jadwal.[9]