Self-directed changes
adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri
kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung.
Kalau kita tidak bisa
mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai
dorngan untuk mengubah diri.
Self Directed Change
meliliki beberapa tahapan, diantaranya:
a.
Meningkatkan Kontrol Diri.
Meningkatkan control
diri yaitu, Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana cara seseorang
mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Ketika
seseorang ingin merubah kebiasaannya terhadap perbedaan yang besar.
Contohnya: misalnya
seorang perokok berat yang ingin lepas dari kebiasaannya merokok.
b.
Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan
adalah mengubah hal yang buruk menjadi lebih baik lagi. Kita harus menetapkan
target unutk mempunyai hidup yang lebih baik lagi.
Contoh: kita harus
menahan keinginan kita untuk merokok mungkin kita bisa mengganti rokok dengan
permen-permen pengganti rokok, dan sebagainya.
c.
Pencatatan Perilaku
Pencatatan perilaku
maksudnya adalah kita mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan
kita.
Contoh: misalnya jika
kita mempunyai kebiasaan merokok, catat hal-hal apa saja yang mungkin
mengganggu kita untuk tidak merokok. Misalnya dengan menhindari teman yang
sedang merokok. Mungkin akan membantu kita untuk mempermudah godaan-godaan yang
datang.
d.
Menyaring Anteseden Perilaku
Menyaring anteseden
perilaku adalah menuliskan kebiasaan-kebiasaan yang ingin kita perbaiki.
Contoh: selain merokok,
misalnya kita sering meminum minuman keras. Lalu kita tuliskan kebiasan
tersebut untuk di ubah menjadi lebih baik. Dari situ mungkin kita akan berpikir
sebenarnya selama ini baik atau burukkah kebiasaan tersebut untuk kesehatan
kita!
e.
Menyusun Konsekuensi Yang Efektif
Jika kita sudah
berhasil mengontrol kondisi yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan
meningkatkan pengendalian diri, mengatur konsekuensi dari perilaku kita
sehingga orang lain dapat menerimanya.
f.
Menerapkan Pencana Intervenesi
Membandingkan seberapa
berhasil kita mencapai tujuan-tujuan yang kita kehendaki. Misalnya, menghitung
berapa batang atau bungkus rokok yang di hisap dari sebelum kita menerapkan
tahapan-tahapan ini sampai sudah menerapkan tahapan ini.
g.
Evaluasi
Evaluasi adalah,
melihat berapa besar kemajuan yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang
lebih baik. Pastikan setiap tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang
belum bisa terpenuhi lebih baik kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar
tujuan dapat tercapai dengan baik.
Referensi:
Gibbons Murice (2002)
The Self-Directed Learning Handbook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar